Makanan di Lamongan. (Ist) |
LAMONGAN, LamonganTerkini.id - Udara sejuk menusuk kulit. Pagi itu, keramaian mulai terasa di Pasar Sugio.
Berbagai orang berjalan-jalan sambil memilih stan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Di seberang pasar, ke arah barat, terlihat sebuah jembatan. Sesudahnya, terdapat sebuah warung sederhana yang ramai dengan sepeda motor yang diparkir di depannya.
Motor-motor tersebut diparkir sementara pemiliknya menikmati sarapan.
Sebagian dari mereka adalah pelanggan tetap dari warung tersebut, yang dikelola oleh Yatni Ningsih dan suaminya.
Warung tersebut tidak memiliki spanduk yang menunjukkan menu makanan atau minuman yang ditawarkan.
Pelanggan cukup duduk di depan meja mereka dan tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun, mereka langsung dilayani.
Yatni dengan cepat menyeduh teh hangat untuk mereka.
Sementara itu, suaminya dengan cekatan menyajikan nasi dan sayur lodeh, dilengkapi dengan dua potong tempe goreng dan kerupuk.
"Beginilah, Mas. Tidak perlu memesan karena menu kami hanya satu: nasi lodeh dengan tempe, kerupuk, dan teh hangat," ujar Yatni.
Perempuan berusia 45 tahun itu melanjutkan warisan orang tuanya yang telah berdiri sejak tahun 1970.
Setelah Yatni mengambil alih, warung tersebut mulai buka dari pukul 05.00. Dalam waktu tiga jam berjualan, nasi lodeh mereka sudah habis terjual.
Salah satu strategi untuk menjaga agar warung tetap ramai adalah dengan menawarkan harga yang terjangkau, seperti nasi sayur lodeh di dekat Pasar Sugio yang hanya dijual seharga Rp 5 ribu per porsi, sudah termasuk dengan teh hangat.
"Saya mengelola warung ini sejak tahun 2003," kata ibu dua anak tersebut.
Meskipun harganya terbilang murah, kualitas sayur lodeh yang disajikan tidak kalah dengan penjual lainnya.
Pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan merupakan salah satu indikator kepuasan mereka terhadap warung ini.
Cukup dengan menaruh uang di bawah gelas teh dan pergi, tanpa harus memanggil pemilik warung.
"Beginilah cara pembayaran di sini, Mas. Uang ditaruh di bawah gelas, Rp 5 ribu, dan langsung pergi. Saya biasanya sibuk melayani pelanggan lainnya," jelas Yatni.
Suaminya akan mengambil uang pembayaran tersebut sambil menyajikan nasi lodeh kepada pelanggan lainnya
Tugas Yatni adalah menyediakan teh dan membersihkan gelas serta piring.
Setiap hari, Yatni memasak 25 kilogram beras dan menyiapkan lodeh dalam tiga panci besar.